Apa Saja Manfaat Meminum Air Sirih Bagi Kesehatan Kita?


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Sahabat MenujuBaik, Pada artikel ini kita akan membahas tentang Apa Saja Manfaat Meminum Air Sirih Bagi Kesehatan Kita?, mari simak pembahasannya... 

Pohon sirih merupakan salah satu tanaman rambat yang mudah sekali untuk ditanam dan banyak terdapat disekitar kita, terutama diwilayah pedesaan. Pohon sirih sendiri sudah banyak dimanfaatkan sebagai tanaman obat dengan memanfaatkan rebusan daun-nya sebagai obat alami untuk berbagai penyakit. Daun sirih memiliki berbagai kandungan seperti kalsium, protein, zat besi, potassium, fosfor, vitamin C dan masih banyak kandungan lainnya. Tak hanya itu, daun sirih juga bisa digunakan untuk perawatan wajah dengan cara dilumatkan dan bisa juga sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit kulit. Untuk kaum hawa, rebusan air daun sirih bisa digunakan untuk membersihkan organ kewanitaan. Selain itu air rebusan daun sirih bisa diminum karena bermanfaat untuk mengobati berbagai penyakit, baik penyakit ringan maupun berat (penyakit berbahaya). Berikut adalah Manfaat Meminum Air Sirih Bagi Kesehatan Kita:

Menyembuhkan Sakit pada Tenggorokan

Manfaat yang pertama dari meminum air rebusan daun sirih adalah untuk mengatasi radang tenggorokan yang umum terjadi dengan gejala seperti perih ketika menelan, batuk, suara serak, serta kesulitan berbicara, dan lain sebagainya. Dengan mengkonsumsi rebusan air sirih secara teratur, Insyaallah Sakit pada Tenggorokan dapat disembuhkan dengan cepat.

Pencegahan Kanker

Kandungan AntiOksidan tinggi yang terdapat dalam Daun Sirih dapat dijadikan sebagai obat untuk mencegah penyakit kanker yang mematikan. AntiOksidan akan mencegah stres oksidasi yang merupakan salah satu pemicu sel kanker dalam tubuh manusia, sehingga sangat disarankan untuk diminum secara rutin setiap hari.


Menurunkan Kadar Kolesterol Darah

Dalam berbagai penelitian yang dilakukan, membuktikan bahwa Air Rebusan Daun Sirih bisa dimanfaatkan untuk menurunkan lemak darah yaitu kolesterol tinggi dan trisliserida. Tak hanya itu, daun sirih juga bagus dalam mengontrol kadar kolesterol dengan meningkatkan kadar kolesterol baik yang dibutuhkan tubuh karena kandungan eugenol yang terdapat dalam Daun Sirih merupakan AntiOksidan untuk mencegah terbentuknya kolesterol jahat dalam organ tubuh seperti hati. Dengan meminum Rebusan Air Daun Sirih secara teratur tentu dapat mencegah beberapa penyakit seperti gagal jantung, stroke, jantung koroner, dan penyakit lainnya.

Mengatasi Diabetes

Manfaat lainnya dari meminum Air Rebusan Daun Sirih adalah untuk mengontrol kadar gula/glukosa dalam darah kita sehinggat tetap normal. Air Rebusan Daun Sirih memiliki kandungan anti diabetes seperti beta karoten, kalsium, potassium, lutein, fosfor,  asam folat,  dan beberapa jeni vitamin yang sangat bagus untuk mengontrol kadar gula/glukosa.

Melancarkan Menstruasi

Bagi kaum hawa, Air Rebusan Daun Sirih dipercaya dapat digunakan untuk melancarkan siklus menstruasi agar teratur. Senyawa aktif yang terkandung dalam Daun Sirih seperti antiseptik dan analgesik dapat mengurangi rasa sakit dan nyeri yang dialami wanita saat mengalami menstruasi. Disarankan untuk mencampur Air Rebusan Daun Sirih dengan beberapa bahan alainnya seperti gambir dan kunyit agar hasilnya lebih  maksimal.

Meningkatkan Kesehatan Mental

Dengan mengkonsumsi Air Rebusan Daun Sirih secara teratur, memiliki manfaat yang baik untuk kesehatan tubuh secara menyeluruh. Meminum Air Rebusan Daun Sirih dapat mencegah beberapa penyakit dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Tidak hanya itu Meminum Air Rebusan Daun Sirih juga akan meningkatkan kesehatan mental kita dan tingkat kewaspadaan.


Meningkatkan Kesuburan

Bagi pasangan suami istri, meminum Air Rebusan Daun Sirih dapat menjadi zat perangsang untuk meningkatkan kesuburan. Meminum Air Rebusan Daun Sirih dapat meningkatkan produksi hormon seks seperti yang terkandung dalam coklat, cabai, semangka dan pisang. Selain itu meminum Air Rebusan Daun Sirih juga dapat menginduksi perasaan senang dan bahagia serta meningkatkan suasana hati.

Demikianlah beberapa Manfaat Meminum Air Sirih Bagi Kesehatan Kita dan tentu masih banyak terdapat manfaat lainnya. Semoga artikel kali ini bermanfaat bagi kita semua, aamiin....

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Apa Saja Keutamaan Sholat Sunnah Sebelum Subuh? Berikut Penjabarannya!

Apa Saja Keutamaan Sholat Sunnah Sebelum Subuh? Berikut Penjabarannya!
Apa Saja Keutamaan Sholat Sunnah Sebelum Subuh? Berikut Penjabarannya!
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Sahabat MenujuBaik, pada artikel kali ini kita akan membahas tentang Apa Saja Keutamaan Sholat Sunnah Sebelum Subuh? yang menurut hadist Sholat Sunnah ini lebih baik dari pada dunia dan seisinya, mari kita simak penjabarannya dibawah...

Sholat subuh merupakan salah satu sholat wajib bagi umat islam. Mungkin ada sebagian dari kita yang merasa berat melaksanakannya karena sulit untuk bangun dari tidur dan mengerjakannya dengan tepat waktu. Hal seperti itu tidak boleh kita biarkan, kita harus bangun dari tidur dan mengalahkan rasa kantuk dan malas untuk melaksanakan kewajiban kita yakni mengerjakan Sholat Shubuh yang hanya 2 Rakaat. Tapi ingat, kita melaksanakannya harus dengan ikhlas dan mengharapkan Ridho Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan tanpa ada rasa terpaksa atau malas sedikitpun.

Tapi, pada artikel kali ini kita tidak membahas tentang Sholat Shubuh, melainkan Keutamaan Sholat Sunnah sebelum Shubuh yang begitu banyak membawa kebaikan bagi kita yang melakukannya. Sholat sunnah sebelum Shubuh ini dilaksanakan sebelum kita menunaikan Sholat Shubuh dan dianjurkan untuk mengerjakannya dirumah karena merupakan Sholat Sunnah, kita bisa melaksanakannya sebelum berangkat kemasjid. Berbagai kebaikan akan kita dapatkan dan insyaallah akan menjadikan kita Disiplin dalam menjalankan Sholat 5 waktu, Berikut adalah Beberapa Keutamaan Sholat Sunnah Sebelum Subuh:
Sholat Sunnah Terbaik

Sebagaimana dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Muslim no 725 Dua raka’at fajar (sholat sunnah qobliyah shubuh) lebih baik daripada dunia dan seisinya.”. 

Keutamaannya yang pertama adalah merupakan sholat terbaik diantara sholat sunnah lainnya karena sholat sunnah sebelum shubuh ini dianggap lebih baik dari dunia dan seisinya, hal ini karena sholat shubuh sendiri merupakan salah satu sholat wajib yang terkadang sulit dilakukan karena sulitnya bangun pagi oleh orang orang tertentu, dengan melakukan sholat sunnah subuh maka akan menguatkan dan mendisiplinkan waktu sholat subuh.
Ringan Dikerjakan namun Berpahala Besar

Dalam sebuah hadist “Sholat sunnah Shubuh tidaklah dilakukan melainkan setelah terbit fajar Shubuh. Dan dianjurkan sholat tersebut dilakukan di awal waktunya dan dilakukan dengan diperingan. Demikian pendapat beberapa Imam besar yakni Imam Malik, Imam Syafi’i  dan jumhur (baca: mayoritas) ulama.” (Syarh Shahih Muslim, 6: 3). Sholat sunnah sebelum shubuh dapat dilakukan oleh siapa saja karena termasuk amal ibadah yang ringan untuk dilaksanakan namun memiliki pahala sangat besar sebagaimana amalan penghapus dosa besar.

Mendapatkan Kebaikan di Akherat

Hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu yang diriwayatkan oleh Muslim mo 726 yang berbunyi : “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca dalam dua rakaat sholat sunnah subuh surat Al Kafirun dan surat Al Ikhlas” (H.R Muslim no 726). Bagi umat islam yang rutin melaksanakan sholat sunnah sebelum subuh ini disertai dengan menjaga amalan lainnya dengan baik dan mengharap Ridho Allah Subhanahu Wa Ta'ala maka akan mendapatkan kebaikan di akhirat kelak dan juga mendapatkan bekal yang indah untuk kehidupan di akhirat dan jauh dari siksa neraka.

Dilindungi di Hari Kiamat

Hadits dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma yang diriwayatkan oleh Muslim mo 727 yang berbunyi : “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam dua rakaat sholat sunnah subuh membaca ayat:
"قُولُوا آمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْنَا". (Surah Al-Baqarah Ayat 136)
pada rakaat pertama  dan membaca
"آمَنَّا بِاللَّهِ وَاشْهَدْ بِأَنَّا مُسْلِمُونَ".(Surah Ali-Imran Ayat 52)
 pada rakaat kedua” ( HR. Muslim 727). 

Bagi umat islam yang rutin melakukan sholat sunnah shubuh dan sholat shubuh dengan tepat waktu dan tetap istiqomah, maka di akhirat nanti akan mendapatkan syafaat dari Rasulullah sehingga akan terlindung dari segala bahaya di hari  kiamat kelak.

Kebiasaan Baik

Dalilnya dalam hadist yang diriwayatkan oleh Muslim no 783, yang berbunyi: “Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinyu, walaupun sedikit.” (HR. Muslim no 783).
Hadist lainnya yang diriwayatkan oleh Bukhari no 1152: "Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mencela seseorang yang tidak kontinyu dalam beramal. Dikisahkan oleh sahabat ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata padaku : “Wahai ‘Abdullah, janganlah engkau seperti si fulan. Dulu dia biasa mengerjakan sholat malam, namun sekarang dia tidak mengerjakannya lagi.” (HR. Bukhari 1152).

Sholat sunnah yang dikerjakan sebelum shubuh ini akan menjadikan seseorang pribadi disiplin yang baik dan melakukan hal yang baik pula, sebab karena terbiasa bangun pagi dan melaksanakan sholat tepat waktu, hal ini juga bisa menjadi contoh pada orang terdekatnya untuk melakukan kebaikan yang sama pula sehingga kebaikan akan lebih banyak menular.
Mendisiplinkan Waku Sholat
Dalam sebuah Hadist yang diriwayatkan oleh Muslim no 724, yang berbunyi “Aku tidaklah pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengerjakan sholat sunnah yang lebih semangat dibanding dengan sholat sunnah dua raka’at sebelum Fajar” (HR. Muslim no. 724). 

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam selalu bersemangat dan disiplin dalam mengerjakan sholat sunnah sebelum shubuh, hal itu pula yang wajib dicontoh oleh setiap hambaNya sebab merupakan sunnah Rasul.

Demikianlah artikel kita tentang "Apa Saja Keutamaan Sholat Sunnah Sebelum Subuh" Semoga menambah pengetahuan kita dan bermanfaat bagi kita semua, aamiin...


السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Keutamaan dan Manfaat Menghafal Surah Al-Kahfi

Keutamaan dan Manfaat Menghafal Surah Al-Kahfi
Keutamaan dan Manfaat Menghafal Surah Al-Kahfi

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Sahabat MenujuBaik yang insyallah selalu diberkahi oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala, pada artikel kali ini kita akan sama-sama membahas mengenai Apa sih Keutamaan dan Manfaat Menghafal Surah Al-Kahfi? Mari simak pembahasannya...

Sebagai umat islam, kita tentu sering mendengar tentang Surah Al-Kahfi ini, Surah Al-Kahfi dalam bahasa arab الكهف, al-kahf, yang berarti "Gua", Surah Al-Kahfi atau yang biasa disebut Ashabul Kahf adalah surah ke-18 dalam Al-Qur'an yang terdiri atas 110 Ayat dan tergolong Surah Makiyyah (Surah yang diturunkan di kota makkah). Surah ini banyak dibaca dan dihafal karena kebaikan yang terkandung didalamnya apalagi setiap hari Jum'at. Tidak hanya itu, Surah Al-Kahfi memiliki 17 keutamaan dan manfaat bagi yang menghafal 10 Ayat Surah Al-Kahfi yakni 10 Ayat yang pertama dan alangkah jauh lebih baiknya jika menghafalkan full 110 Ayat Surah Al-Kahfi ini.

Berikut adalah 17 keutamaan dan manfaat yang dimaksud:

Terlindung dari Dajjal
Keutamaan yang pertama adalah terlindung dari Dajjal. Sebagaimana tertulis dalam sebuah hadist:

Muslim I/555 no.809

Siapa yang menghafal sepuluh ayat pertama dari surat Al-Kahfi, maka ia akan terlindungi dari Dajjal.” HR Muslim I/555 no.809, Ahmad V/196 no.21760, Ibnu Hibban III/366 no.786, Al-Hakim II/399 no.3391, dan Al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman V/453 no.2344.

Jauh dari Fitnah Dajjal
Keutamaan yang kedua bagi penghafal 10 Ayat Pertama Surah Al-Kahfi adalah terlindung dari fitnah Dajjal yang berbahaya karena menipu dan membawa  ke neraka. Dengan menghafal Surah Al-Kahfi ini maka kita terhindar dari azab neraka yang sangat pedih karena jauh dari fitnah Dajjal yang membawa ke jalan yang sesat dan merupakan dosa besar dalam Islam. Sebagaimana Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam Surah Al-Kahfi Ayat 102:

أَفَحَسِبَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنْ يَتَّخِذُوا عِبَادِي مِنْ دُونِي أَوْلِيَاءَ ۚ إِنَّا أَعْتَدْنَا جَهَنَّمَ لِلْكَافِرِينَ نُزُلًا

maka apakah orang-orang kafir menyangka bahwa mereka (dapat) mengambil hamba-hamba-Ku menjadi penolong selain Aku? Sesungguhnya Kami telah menyediakan neraka Jahannam tempat tinggal bagi orang-orang kafir.” (QS. Al-Kahfi: 102) (Syarh Shahih Muslim, 6: 84).
Wajahnya Bercahaya
Dalil nya terdapat dalam sebuah hadist yang diriwayat kan oleh Ad Darimi Barangsiapa yang membaca surat Al Kahfi pada malam Jum’at, dia akan disinari cahaya antara dia dan Ka’bah”. Hadist diatas Shohih sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Al Albani dalam Shohihul Jami’ no. 6471). Orang-orang yang menghafal Al-Qur'an dan memahami maknanya dengan baik termasuk salah satunya Surah Al-Kahfi akan mendapatkan kebaikan yakni wajah yang bercahaya dan dijauhkan dari dosa-dosa yang tak terampuni oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Mendapat Syafaat di Hari Kiamat
Keutamaan dan manfaat yang keempat dari menghafal 10 Ayat pertama dalam Surah Al-Kahfi adalah mendapat Syafaat di Hari Kiamat. Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Muslim: “Bacalah Qur’an, karena ia akan datang pada hari kiamat menjadi syafaat kepada pemiliknya. HR Muslim, (804). Siapapun yang membaca, menghafal, dan mengamalkan isi kandungan Al Qur’an akan mendapat syafaat dan pertolongan termasuk orang orang yang menghafalkan sepuluh ayat Al Kahfi karena ia telah membaca dan memahami Al Qur’an.

Mengamalkan Sunnah Rasul
Keutamaan yang kelima adalah mengamalkan Sunnah Rasulullah  shallallahu 'alaihi wa sallam. Dengan mengamalkan Sunnah Rasulullah  shallallahu 'alaihi wa sallam, maka kita akan mendapatkan kebaikan didunia maupun diakhirat. Begitu pula dengan menghafal 10 Ayat Pertama dalam Surah Al-Kahfi yang juga termasuk salah satu Sunnah yang diajarkan Sunnah Rasulullah  shallallahu 'alaihi wa sallam. Hal ini tentu akan mendapatkan manfaat kebaikan, seperti terlindung dari bahaya maupun fitnah Dajjal.

Diatas adalah beberapa Keutamaan dan Manfaat Menghafal 10 Ayat Pertama Surah Al-Kahfi, tentu masih banyak keutamaan lainnya yang akan kita dapatkan. Semoga artikel kali ini bermanfaat bagi kita semua ya sahabat MenujuBaik. aamiin...

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Benarkah Sunnah Tidur itu Menghadap Kiblat?

Bagaimanakah posisi tidur yang baik menurut ajaran Islam dan sunnah Rasul?
Bagaimanakah posisi tidur yang baik menurut ajaran Islam dan sunnah Rasul?

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Sahabat MenujuBaik yang selalu di Rahmati Allah Subhanhu Wa Ta'ala, pada artikel ini kita akan membahas tentang Benarkah Sunnah Tidur itu Menghadap Kiblat? karena info yang beredar dimasyarakat kita bahwasanya tidur menghapat kiblat itu adalah Sunnah, Benarkah info yang beredar tersebut? mari kita bahas dalam artikel ini...

Masyarakat yang menganggap tidur menghadap kiblat itu sunnah, bersandar dalam suatu riwayat di mana ummul mukminin 'Aisyah radhiyallahu 'anha mengatakan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa menyiapkan tempat tidurnya, kemudian tidur dengan menghadap kiblat. Ketika nabi membaringkan badannya, ia jadikan telapak tangan kanannya sebagai bantal, lalu membaca doa dengan lirih. Aisyah mengatakan, “Kami tidak tahu apa yang nabi baca….“ (hingga akhir hadits).

Adapun hadits diatas diriwayatkan oleh Abu Ya’la dalam Musnadnya (7:210) dari jalur As-Sari bin Ismail Al-Hamdani, dari Asy-Sya’bi, dari Masruq. Lantas bagaimana menurut pendapat ulama besar tentang hadist ini? Para ulama menegaskan bahwa As-Sari bin Ismail Al-Hamdani adalah pewari hadist yang lemah, dan berikut beberapa komentar para ulama:
“Jelas bagi saya bahwa dia pernah berdusta dalam sebuah majlis.” - Yahya bin Said rahimahullah.
“Dhaif, haditsnya ditinggalkan” - Abu Dawud.
“Orang-orang meninggalkan haditsnya.” - Imam Ahmad bin Hanbal.
“Orang yang hilang (tidak diperhitungkan)” - Abu Hatim.
“As-Sari bin Ismail adalah sepupu Asy-Sya’bi, dan dia dhaif (lemah) sekali.” - Al-Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya (7:7).

Jadi sahabat MenujuBaik, tidak ada satupun hadits shahih yang menyebutkan bahwa sunnah tidur itu menghadap ke arah kiblat. Bahkan hadist yang diriwayatkan oleh As-Sari bin Ismail diatas haditsnya lemah menurut para ulama dan kita tidak boleh bersandar padanya.

Alangkah baiknya bagi kita tidur mengarah ke kanan dengan meletakkan tangan kanan dibawah pipi kanan. Hal ini berdasarkan banyak hadits shahih. Di antaranya adalah hadits-hadits di bawah ini.

Hadist yang pertama:
Dari Al-Bara’ bin ‘Aazib radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam akan tidur, beliau berbaring pada sisi kanan, lalu membaca doa:

اللَّهُمَّ أَسْلَمْتُ نَفْسِي إِلَيْكَ وَفَوَّضْتُ أَمْرِي إِلَيْكَ وَوَجَّهْتُ وَجْهِي إِلَيْكَ وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِي إِلَيْكَ، رَغْبَةً وَرَهْبَةً إِلَيْكَ, لاَ مَلْجَأَ وَلاَ مَنْجَا مِنْكَ إِلاَّ إِلَيْكَ أَسْتَغْفِرُكَوَأَتُوْبُ إِلَيْكَ، آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِي أَنْزَلْتَ وَبِنَبِيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ 

Artinya: “Ya Allah, aku menyerahkan diriku kepada-Mu, aku menyerahkan urusanku kepada-Mu, aku menghadapkan wajahku kepada-Mu, aku menyandarkan punggungku kepada-Mu, karena senang (mendapatkan rahmatMu) dan takut pada (siksaan-Mu, bila melakukan kesalahan). Tidak ada tempat perlindungan dan penyelamatan dari (ancaman)-Mu, kecuali kepada-Mu. Aku beriman pada kitab yang telah Engkau turunkan, dan (kebenaran) Nabi-Mu yang telah Engkau utus.” Apabila Engkau meninggal dunia (di waktu tidur), maka kamu akan meninggal dunia dengan memegang fitrah (agama Islam).” [HR. Al-Bukhari no. 247, 6113, 6313, 7488, Muslim no. 2710, Abu Dawud no. 5046 dan at-Tirmidzi no. 3394]

Hadist yang kedua:
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melakukan shalat malam sebanyak 11 raka’at. Ketika terbit fajar Shubuh, beliau melakukan dua raka’at ringan, kemudian beliau berbaring lagi setelah itu pada sisi kakan sampai muadzin mengumandangkan iqamah. (HR. Bukhari, no. 6310; Muslim, no. 736)


Hadist yang ketiga:
Berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

اِضْطَجِعْ عَلَى شَقِّكَ اْلأَيْمَنِ.
“Berbaringlah di atas rusuk sebelah kananmu.” [HR. Al-Bukhari no. 247 dan Muslim no. 2710]

Diatas adalah beberapa hadist yang kami jadikan referensi untuk menentukan bagaimana posisi tidur yang baik menurut tuntunan ajaran Islam, tentu masih banyak hadist lain yang bisa kita jadikan referensi dengan catatan hadist tersebut harus hadist yang shahih dan tidak lemah.

Jadi sahabat MenujuBaik, arah tidur yang benar menurut islam adalah menghadapat kekanan, meskipun harus membelakangi kiblat, karena posisi inilah yang sesuai dengan sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Sekian artikel kita kali ini semoga bermanfaat untuk kita sahabat MenujuBaik. aamiin...
Sebagian kecil artikel ini bersumber: 
Posisi Tidur Menurut Islam dan Kesehatan

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Manfaat dari Mengetahui Asbabun Nuzul Dalam Kehidupan Sehari-hari

Apa Saja Manfaat dari Mengetahui Asbabun Nuzul Dalam Kehidupan Sehari-hari?

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Sahabat MenujuBaik yang semoga keimanan dan ketakwaannya selalu terjaga dengan baik, pada artikel sebelumnya kita telah membahas tentang Apakah Setiap Ayat Dalam Al-Qur'an yang Diturunkan Selalu Memiliki Asbabun Nuzul?, maka pada artikel yang satu ini kita akan membahas tentang apa saja manfaat yang kita dapat dari mengetahui dan memahami Asbabun Nuzul dalam kehidupan sehari-hari. Bagi sahabat MenujuBaik yang belum mengetahui apa itu Asbabun Nuzul, silahkan baca artikel sebelumnya yaitu "Apakah Setiap Ayat Dalam Al-Qur'an yang Diturunkan Selalu Memiliki Asbabun Nuzul?" pada artikel tersebut kami telah membahas tentang pengertian Asbabun Nuzul, Contoh surah Al-Qur'an yang memiliki Asbabun Nuzul dan yang tidak memiliki Asbabun Nuzul. Baiklah, mari sama-sama kita bahas pada artikel kali ini tentang Apa Saja Manfaat dari Mengetahui Asbabun Nuzul Dalam Kehidupan Sehari-hari? Selengkapnya...

Perlu kita ketahui, bahwa mengetahui Asbabun Nuzul dari Ayat-ayat Al-Qur'an memiliki banyak sekali manfaatnya, diantaranya:

Mengetahui apa Hikmah yang dapat kita ambil dari hukum didalam turunnya suatu Ayat Al-Qur'an

Manfaat pertama yang dapat kita rasakan adalah "Mengetahui apa Hikmah yang dapat kita ambil dari hukum didalam turunnya suatu Ayat Al-Qur'an". Perlu kita ketahui bahwa Asbabun Nuzul menjelaskan bagaimana sebab/peristiwa suatu ayat al-quran turun beserta hukum syariat yang terkandung didalamnya. Dalam hal ini, kita dapat mengetahui manfaat jika seseorang mengetahui dan mempelajari asabun nuzul suatu Ayat Al-Qur'an, maka seseorang bisa memahami dan mengetahui alasan mengapa suatu hukum islam diberlakukan atau diterapkan, tujuan dari kenapa hukum tersebut diterapkan atau diberlakukan terkandung dalam ayat al-quran sehingga akan melengkapi ilmu yang didapat dan bisa memahami lebih banyak dari sekedar membaca al-quran dan artinya, tidak hanya itu kita tentu lebih mudah dalam mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu hikmah yang kita dapat dari hukum islam yang terkandung dalam suatu ayat al-quran tentu akan membuka pintu hati kita, bahwa ada kebaikan yang terkandung dalam setiap aturan-aturan yang ada pada al-quran bagi kehidupan manusia.

Mengetahui sebab turunnya Al-Qur'an dan Hadist

Manfaat kedua tapi paling utama yang kita dapat dari mengetahui Asbabun Nuzul suatu Ayat Al-Qur'an adalah mengetahui sebab-sebab ataupun peristiwa dari turunnya suatu ayat al-quran, sehingga dalam mempelajari isi kandungan al-quran seseorang tidak salah dan melengkapi pengetahuannya yang berkaitan dengan sebab – sebab turunnya al-quran dan tentu akan lebih baik jika kita mengetahui sebab-sebab/peristiwa turunnya suatu Ayat Al-Qur'an tersebut. Padahal, turunnya suatu Ayat dalam Al-Qur'an memang memiliki sebab-sebab tertentu yang tidak dapat digeneralisir walaupun tidak semua Ayat dalam Al-Qur'an memiliki Asbabun Nuzul, ditambah pula bahwa Al-Qur'an diturunkan secara berangsur-angsur selama 20 tahun sehingga asbabun nuzul dari Ayat Al-Qur'an perlu untuk diketahui.
Mengetahui sasaran obyek dari Ayat Al-Qur'an

Manfaat yang ketiga Mengetahui Asbabun Nuzul Dalam Kehidupan Sehari-hari yaitu mengetahui sasaran dari ayat al-quran yang turun agar tidak terjadi kesamaran dalam pengartian. Kandungan Ayat dalam Al-Qur'an selain memberikan tentang ilmu dan hukum islam juga memuat sejarah atau kisah tentang peradaban islam di zaman nabi sebelumnya, sehingga terdapat suatu Ayat Al-Qur'an yang biasanya ditujukan pada orang atau kaum tertentu yang ada pada zaman nabi sebelumya, maka disinilah Asbabun Nuzul diperlukan agar tidak terjadi kesalahan tafsir yang menyangkut isi kandungan ayat dalam Al-Qur'an serta seseorang atau kaum yang dimaksud agar tidak timbul penuduhan yang salah.

Mempermudah dalam mempelajari Al-Qur'an

Manfaat yang keempat yaitu dengan mengetahui Asbabun Nuzul tentu akan memudahkan kita dalam mempelajari isi atau makna yang terkandung dalam Ayat Al-Qur'an karena dalam memahami isi dan makna Ayat Al-Qur'an diperlukan pengetahuan terhadap sebab–sebab atau peristiwa dari permasalahan yang dikaji oleh Al-Qur'an, baik tentang hukum islam maupun kisah–kisah terdahulu yang memuat banyak petunjuk dan makna. Jika kita tidak memiliki ataupun mempelajari ilmu dari sebab-sebab dan peristiwa diturunkannya suatu Ayat dalam Al-Qur'an, maka bukan tidak mungkin kita mengalami kesulitan dalam mengartikan / memaknai isi kandungan Ayat Al-Qur'an. Dengan mengetahui Asbabun Nuzul maka akan memudahkan kita dalam menyelami makna kandunga Al-Qur'an dengan sebaik-baiknya.

Mempermudah dalam Menafsir Ayat Al-Qur'an

Manfaat kelima yang dapat diambil adalah dalam menafsirkan Ayat Al-Qur'an tentu akan mudah jika kita mengetahui tentang Asbabun Nuzul dari Ayat Al-Qur'an yang ingin ditafsirkan. Karena Asbabun Nuzul akan sangat membantu kita dalam menemukan tafsir dari setiap arti Ayat Al-Qur'an dan memudahkan dalam mencari atau memahami makna dari kisah – kisah yang ada pada Al-Qur'an. Kemudahan dalam Menafsirkan Ayat Al-Qur'an ini bisa didapat karena kita telah mengetahui dan mempelajari tentang sebab-sebab ataupun peristiwa diturunkannya Ayat Al-Qur'an tersebut. Kemudahan ini tentu akan sangat membantu kita dan menghindarkan dari kesalahan makna yang kita tafsirkan. Juga ada suatu pendapat yang mengatakan bahwa tidak mungkin mengetahui tafsir dari suatu Ayat Al-Qur'an, jika tidak bersandar pada riwayat dan penjelasan turunnya Ayat Al-Qur'an. Pendapat ini disampaikan oleh Al-Wahidie (w 472 H).

Membantu dalam menghafal Ayat Suci Al-Qur'an

Manfaat yang keenam dari mengetahui dan memahami Asbabun Nuzul akan mempengaruhi dan meningkatkan ingatan terhadap hafalan Ayat Suci Al-Qur'an, seorang penghafal Qur'an akan mengetahui hubungan yang timbul dari sebab–sebab atau peristiwa turunnya suatu Ayat Al-Qur'an serta peristiwa yang dijelaskan didalam Al-Qur'an. Selain itu, manfaat lainnya bagi penghafal Qur'an yang mengetahui Asbabun Nuzul dari Ayat Al-Qur'an akan mengetahui keterkaitan atau hubungan antara Ayat Al-Qur'an yang telah dihafal serta makna yang terkandung didalamnya, baik masa dari peristiwa tersebut, tempat dari peristiwa, pelaku peristiwa yang dijelaskan serta makna peristiwa itu didalam al-quran.

Mengetahui pengkhususan suatu Hukum

Manfaat ketujuh yang dapat kita ambil adalah mengetahui pengkhususan suatu hukum pada sebabnya. Hal ini bertujuan agar seseorang yang mempelajari Hukum Islam dari Sumber Hukum (Al-Qur'an) memandang terlebih dahulu dari sisi ke khususan sebab, karena hal ini tentu akan berkaitan dengan masalah yang akan dibahas dalam hukum tersebut. Pengkhususan hukum yang dimaksud disebabkan karena adanya keadaan atau kondisi tertentu sehingga Asbabun Nuzul akan sangat membantu memberikan petunjuk dan penjelasan dari sebab kekhususan hukum yang tercantum dalam Al-Qur'an.

Mengatasi ketidakpastian

Manfaat yang terakhir adalah mengatasi ketidakpastian. Ketidakpastian disini maksudnya adalah sasaran dari Ayat Al-Qur'an tersebut. Sama halnya dengan beberapa manfaat yang telah kami berikan sebelumnya, dengan kita mengetahui sebab–sebab atau peristiwa turunnya Ayat Al-Qur'an akan mengatasi ketidakpastian dalam menangkap makna yang terkandung dalam Ayat Al-Qur'an. Sebagai contoh illustrasi pada surah Al Baqarah ayat 15, disebutkan bahwa timur dan barat merupakan kepunyaan Allah. Dalam contoh penerapan sholat yang kita lakukan, dengan melihat dzohirnya Ayat Al-Qur'an tersebut bisa membuat seseorang berpikir bahwa seakan bebas menghadap kemana saja sesuai kehendak hati tanpa harus memperhatikan arah kiblat. Namun setelah melihat Asbabun Nuzul dari Ayat tersebut, anggapan tersebut salah. Dari Asbabun Nuzul Ayat diatas berkaitan tentang seseorang yang sedang melakukan sholat dalam perjalanan dan diatas kendaraan, atau berkaitan dengan orang yang berijtihad dalam menentukan arah kiblat yang pas.

Baiklah sahabat MenujuBaik sekian lah artikel dan pembahasan kita kali ini, semoga memberikan manfaat bagi kita semua. aamiin...

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Apakah Setiap Ayat Al-Qur'an yang Diturunkan Memiliki Asbabun Nuzul?

Apakah Setiap Ayat Al-Qur'an yang Diturunkan Memiliki Asbabun Nuzul?

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Sahabat MenujuBaik yang semoga selalu dicukupkan rezeki-nya oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. pada postingan kali ini kita akan membahas tentang Apakah Setiap Ayat Dalam Al-Qur'an yang Diturunkan Selalu Memiliki Asbabun Nuzul?
Mari kita bahas bersama melalui artikel kali ini...

Asbabun Nuzul, mungkin masih ada diantara kita yang belum mengetahui apa itu Asbabun Nuzul?
mari kita bahas pengertiannya sebentar. Asbabun Nuzul adalah ilmu Al-Qur'an yang membahas tentang peristiwa atau kejadian yang menjadi sebab turunnya suatu Ayat Al-Qur'an. Al-Qur'an diturunkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala melalui perantara Malaikat Jibril secara berangsur-angsur selama 20 tahun, kenapa tidak langsung 6.236 ayat sekaligus? 
Allah Subhanahu Wa Ta'ala tentu memiliki tujuan, Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an Surah Al-Furqaan Ayat 32:

وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْلَا نُزِّلَ عَلَيْهِ الْقُرْآنُ جُمْلَةً وَاحِدَةً ۚ كَذَٰلِكَ لِنُثَبِّتَ بِهِ فُؤَادَكَ ۖ وَرَتَّلْنَاهُ تَرْتِيلًا

Berkatalah orang-orang yang kafir: "Mengapa Al-Quran itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?"; demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacanya secara tartil (teratur dan benar). (Q.S. Al-Furqaan : 32)

Dalil lainnya, Firman Allah dalam SuraAl-Israa’ Ayat 106:

وَقُرْآنًا فَرَقْنَاهُ لِتَقْرَأَهُ عَلَى النَّاسِ عَلَىٰ مُكْثٍ وَنَزَّلْنَاهُ تَنْزِيلًا

Dan Al-Quran itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian. (Q.S. Al-Israa’ : 106)"


Banyak hikmah yang kita dapat, diantaranya supaya Ayat-ayat Al-Qur'an yang diturunkan Allah Subhanahu Wa Ta'ala lebih meresap kedalam hati umat manusia. Begitu pula dengan Asbabun Nuzul, dengan adanya Asbabun Nuzul ini, diharapkan orang-orang yang membaca Al-Qur'an dapat lebih meresapi, memahami, dan menghayati Ayat Al-Qur'an yang dibaca dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam artikel ini, kita akan membahas Apakah Setiap Ayat Al-Qur'an yang Diturunkan Memiliki Asbabun Nuzul?

Jawabannya adalah "Tidak". Ada Ayat Al-Qur'an yang turun karena suatu peristiwa atau kejadian, dan adapula Ayat Al-Qur'an yang diturunkan Allah Subhanahu Wa Ta'ala tanpa sebab ataupun peristiwa/kejadian yang melatar belakangi alias turun begitu saja. Ayat-ayat Al-Qur'an yang tidak memiliki Asbabun Nuzul biasanya menjelaskan tentang kisah-kisah, seperti kisah para nabi terdahulu. Dan Ayat-ayat Al-Qur'an yang memiliki Asbabun Nuzul biasanya untuk menerangkan hukum, syariat dan lain sebagainya. Contoh Ayat Al-Qur'an yang tidak memiliki Asbabun Nuzul adalah Firman Allah dalam Surah Al-An'aam.

Dalam hadits ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma yang diriwayatkan secara marfu’,
Turun kepadaku surat Al-An’am, satu surat sekaligus. Diiringi oleh 70.000 malaikat. Mereka menyuarakan tasbih dan tahmid. (HR. Thabrani dalam al-Mu’jam al-Ausath no. 3316 dan Abu Nua’im dalam al-Hilyah, 3/44 dan di sana ada perawi bernama Yusuf bin Athiyah as-Shaffar dan dia dhaif).

Di dalam riwayat lain, yaitu Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhuma, dia berkata,
Ketika turun surat Al-An’am, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertasbih. Kemudian beliau mengatakan, “Sungguh, ada malaikat yang jumlahnya menutupi ufuq yang mengiringi turunnya surat ini.” (HR. Hakim 2/314, dan Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman, no. 2431)

Jadi sahabat MenujuBaik, Kita dapat menyimpulkan bahwa Tidak Semua Ayat Dalam Al-Qur'an Memiliki Asbabun Nuzul. Contoh Ayat Al-Qur'an yang memiliki Asbabun Nuzul seperti Surah Thaahaa Ayat 105:

وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الْجِبَالِ فَقُلْ يَنْسِفُهَا رَبِّي نَسْفًا

Dan mereka bertanya kepadamu tentang gunung-gunung, maka katakanlah: "Tuhanku akan menghancurkannya (di hari kiamat) sehancur-hancurnya, (Q.S. Thaahaa : 105)

Diriwayatkan oleh Ibnu Mundzir yang bersumber dari Ibnu Juraij bahwa kaum Quraisy bertanya: “Apakah yang akan dilakukan Rabb-mu pada hari kiamat terhadap gunung-gunung?” ayat ini (Thaahaa: 105) turun sebagai penjelasan bahwa gunung-gunung itu pada hari kiamat akan dihancurkan seremuk-remuknya. Ayat ini turun untuk menjawab pertanyaan dari kaum Quraisy.

Contoh lainnya, Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam Surah Al-Hijr Ayat 49-50:

نَبِّئْ عِبَادِي أَنِّي أَنَا الْغَفُورُ الرَّحِيمُ[49]وَأَنَّ عَذَابِي هُوَ الْعَذَابُ الْأَلِيمُ[50]

Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku, bahwa sesungguhnya Aku-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, dan bahwa sesungguhnya azab-Ku adalah azab yang sangat pedih. (Q.S. Al-Hijr : 49-50)

Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh ath-Thabarani yang bersumber dari ‘Abdullah bin Zubair bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menegur para shahabatnya yang sedang tertawa saat beliau lewat di tempat itu, dengan berkata: “Apa gerangan yang menyebabkan kalian tertawa? Padahal surga dan neraka itu sudah diperingatkan kepada kalian.” Maka turunlah ayat ini (al-Hijr: 49-50) sebagai teguran kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam supaya membiarkan mereka tertawa, karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala itu ghafuurur rahiim (Maha Pengampun lagi Maha Penyayang), tetapi juga mengingatkan mereka bahwa siksa Allah itu sangat pedih.

Dalam hadist lain diriwayatkan oleh Ibnu Marduwaih yang bersumber dari salah seorang shahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat para shahabat dari pintu Bani Syaibah, sambil bersabda: “Aku tidak ingin melihat kalian tertawa.” Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggalkan mereka. Tidak lama kemudian beliau kembali lagi sambil mundur dan bersabda: “Ketika aku tiba di Hijr (Isma’il), Jibril datang menegurku: “Hai Muhammad, sesungguhnya Allah berfirman kepadamu: ‘Mengapa engkau memutuskan harapan hamba-hamba-Ku?” (sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur'an Surah al-Hijr Ayat 49-50). 


Sekianlah pembahasan kita tentang Apakah Setiap Ayat Al-Qur'an yang Diturunkan Memiliki Asbabun Nuzul?
semoga artikel ini dapat menambah wawasan ilmu agama kita semua dan bermanfaat untuk kehidupan kita, aamiin...


السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Siapa Saja yang Menjadi Saksi Kita Pada Hari Kiamat (Hisab/Perhitungan Amal)

Siapa Saja yang Menjadi Saksi Kita Pada Hari Kiamat (Hisab/Perhitungan Amal)

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Sahabat MenujuBaik yang semoga selalu dalam lindungan Allah Subhanahu Wa Ta'ala, pada artikel ini kita akan membahas tentang Siapa Saja yang Menjadi Saksi Kita Pada Hari Kiamat (Hisab/Perhitungan Amal) kelak, langsung saja ke pembahasan kita kali ini...

Diakhirat kelak, pada saat manusia telah dikumpulkan di padang Mahsyar, maka seluruh manusia akan di hisab dan dimintai pertanggung jawaban atas semua hal yang telah kita lakukan semasa hidup didunia dan mempertanggung jawabkannya dihadapan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Saat itu kita akan ditanya tentang segala hal yang telah kita lakukan semasa hidup, jika kita membantah terhadap dosa-dosa dan keburukan yang pernah kita lakukan didunia, maka Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan mendatangkan saksi-saksi yang akan membuat kita terdiam dan tidak bisa membantah apapun.

Pada saat itu, kita tidak bisa meminta tolong kepada siapapun, termasuk saudara kita sendiri. kita harus mempertanggung jawabkan segala hal yang telah kita lakukan sendiri semasa hidup didunia.

كُلُّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ رَهِينَةٌ

Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya, (Q.S. Al-Muddatstsir : 38)

Saksi Pertama - Allah Subhanahu Wa Ta’ala
Saksi pertama yang akan bersaksi atas segala hal yang pernah kita lakukan semasa hidup didunia adalah Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan menjelaskan dosa dan keburukan apa yang telah kita lakukan, kapan kita melakukan dosa tersebut, dan dimana tempat kita melakukannya. Allah Subhanahu Wa Ta'ala senantiasa mengawasi hamba-Nya selama didunia, meskipun kita tidak melihat-Nya, akan tetapi Allah Subhanahu Wa Ta'ala selalu mengawasi dan melihat hamba-hamba-Nya.

Allah ‘Azza Wa Jalla berfirman,

وَكَمْ أَهْلَكْنَا مِنَ الْقُرُونِ مِنْ بَعْدِ نُوحٍ ۗ وَكَفَىٰ بِرَبِّكَ بِذُنُوبِ عِبَادِهِ خَبِيرًا بَصِيرًا

Dan berapa banyaknya kaum sesudah Nuh telah Kami binasakan. Dan cukuplah Tuhanmu Maha Mengetahui lagi Maha Melihat dosa hamba-hamba-Nya. (Q.S. Al-Israa’ : 17)

Saksi Kedua - Para Malaikat Allah
Setiap hal yang kita lakukan akan selalu dicatat oleh malaikat Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang bertugas mencatat amal kebaikan dan keburukan manusia. Setiap kita melakukan dosa, pasti tercatat dalam catatan malaikat-Nya. Begitu juga saat kita melakukan kebaikan, tidak ada yang terlewat ataupun tidak tercatat. Semua dicatat sedemikan detail, mulai dari amal yang kita lakukan, waktu kita melakukkan, tempat dimana kita berada dan lain-lain.

Allah Tabaraka Wa Ta’ala berfirman,

وَجَاءَتْ كُلُّ نَفْسٍ مَعَهَا سَائِقٌ وَشَهِيدٌ

Dan datanglah tiap-tiap diri, bersama dengan dia seorang malaikat penggiring dan seorang malaikat penyaksi. (Q.S. Qaaf : 21)

Allah berfirman

مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ

Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir. (Q.S. Qaaf : 18)

Pada ayat lain Allah berfirman,

وَإِنَّ عَلَيْكُمْ لَحَافِظِينَ[10]كِرَامًا كَاتِبِينَ[11]يَعْلَمُونَ مَا تَفْعَلُونَ[12]

Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al-Infithaar : 10-12)

Saksi Ketiga - Bumi Tempat Kita Berpijak
Bumi yang dulunya menjadi tempat kita untuk berpijak semasa hidup pun ikut bersaksi bagi kita diakhirat kelak. Bumi akan menjelaskan bahwa tempat ini, di tempat itu, si fulan berbuat dosa, disana si fulan berbuat dosa. Dalilnya terdapat dalam Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala di surah Az-Zalzalah sebagaimana yang disebutkan dalam Kitab Tafsir Ibnu Katsir rahimahullah,

إِذَا زُلْزِلَتِ الْأَرْضُ زِلْزَالَهَا[1]وَأَخْرَجَتِ الْأَرْضُ أَثْقَالَهَا[2]وَقَالَ الْإِنْسَانُ مَا لَهَا[3]يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَا[4]بِأَنَّ رَبَّكَ أَوْحَىٰ لَهَا[5]

Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat), dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya, dan manusia bertanya: "Mengapa bumi (menjadi begini)?", pada hari itu bumi menceritakan beritanya, karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya. (Q.S. Az-Zalzalah : 1-5)

Saksi Keempat - Diri Kita Sendiri
Yang menjadi saksi terakhir adalah diri kita sendiri, karena jika orang lain mungkin kita tidak akan percaya. tetapi jika diri kita sendir yang akan memberikan kesaksiannya, maka kita tidak bisa membantah dan mengelak sedikitpun. Di hari pengadilan kelak, Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan mengunci mulut kita, dan akan memerintahkan anggota tubuh seperti kaki, tangan, kulit dan anggota tubuh lainnya untuk bersaksi atas apa yang telah kita lakukan semasa hidup di dunia

Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam Surah YaaSiin Ayat 65

الْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلَىٰ أَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَا أَيْدِيهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan. (Q.S. Yaasiin : 65)

Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam Surah Fushshilat Ayat 20-22

حَتَّىٰ إِذَا مَا جَاءُوهَا شَهِدَ عَلَيْهِمْ سَمْعُهُمْ وَأَبْصَارُهُمْ وَجُلُودُهُمْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ[20]وَقَالُوا لِجُلُودِهِمْ لِمَ شَهِدْتُمْ عَلَيْنَا ۖ قَالُوا أَنْطَقَنَا اللَّهُ الَّذِي أَنْطَقَ كُلَّ شَيْءٍ وَهُوَ خَلَقَكُمْ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ[21]وَمَا كُنْتُمْ تَسْتَتِرُونَ أَنْ يَشْهَدَ عَلَيْكُمْ سَمْعُكُمْ وَلَا أَبْصَارُكُمْ وَلَا جُلُودُكُمْ وَلَٰكِنْ ظَنَنْتُمْ أَنَّ اللَّهَ لَا يَعْلَمُ كَثِيرًا مِمَّا تَعْمَلُونَ[22]

Sehingga apabila mereka sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan dan kulit mereka menjadi saksi terhadap mereka tentang apa yang telah mereka kerjakan. Dan mereka berkata kepada kulit mereka: "Mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami?" Kulit mereka menjawab: "Allah yang menjadikan segala sesuatu pandai berkata telah menjadikan kami pandai (pula) berkata, dan Dia-lah yang menciptakan kamu pada kali pertama dan hanya kepada-Nya lah kamu dikembalikan." Kamu sekali-sekali tidak dapat bersembunyi dari kesaksian pendengaran, penglihatan dan kulitmu kepadamu bahkan kamu mengira bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan dari apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Fushshilat : 20-22)

Diatas adalah 4 saksi yang akan menjelaskan tentang perbuatan amal yang telah kita lakukan semasa hidup di dunia. Saat itu, kita akan menangis, sedih dan meminta kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala agar mengembalikan kita kedunia untuk melakukan amal kebaikan. Akan tetapi Allah Subhanahu Wa Ta'ala tidak mengabulkannya.

Firman Allah dalam Surah As-Sajdah Ayat 12

وَلَوْ تَرَىٰ إِذِ الْمُجْرِمُونَ نَاكِسُو رُءُوسِهِمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ رَبَّنَا أَبْصَرْنَا وَسَمِعْنَا فَارْجِعْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا إِنَّا مُوقِنُونَ

Dan, jika sekiranya kamu melihat mereka ketika orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata): "Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan mengerjakan amal saleh, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin." (Q.S. As-Sajdah : 12)

Selesai sudah pembahasan singkat kita tentang Siapa Saja yang Menjadi Saksi Kita Pada Hari Kiamat (Hisab/Perhitungan Amal), jika ada kesalahan saya mohon maaf dan beritahu saya melalui kolom komentar.


السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ